- Perilaku Belajar
- Pengertian Perilaku
Perilaku adalah
suatu perbuatan atau aktivitas atau
sembarang respon baik itu reaksi,
tanggapan, jawaban atau itu balasan yang
dilakukan oleh suatu organisme. Secara khusus
pengertian perilaku adalah bagian dari
satu kesatuan pola reaksi (Chaplin dalam
kartono, 1999, h. 53). Perilaku
menurut (Walgito, 2005, h. 168)
adalah suatu aktivitas yang mengalami perubahan
dalam diri individu. Perubahan itu
didapat dalam segi kognitif, afektif, dan
psikomotorik.
- Pengertian Belajar
Pengertian
belajar berdasarkan pendapat dari
para tokoh antara lain:
a. Morgan,
mengatakan bahwa belajar adalah
setiap perubahan yang relatif
menetap dalam tingkah laku yang
terjadi sebagai suatu hasil dari
latihan atau pengalaman (Wisnubrata,
1983:3).
b. Moh.
Surya (1981:32), belajar adalah
suatu proses usaha yang dilakukan
individu untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku yang baru keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksinya dengan lingkungan.
c. Gagne
(1977 : 3) menyatakan bahwa belajar
merupakan perubahan dipossisi atau kecakapan manusia yang berlangsung selama periode waktu tertentu, dan perubahan perilaku itu tidak berasal dari proses pertumbuhan.
d. Slavin (1994 : 152) menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan individu yang disebabkan oleh pengalaman.
e. Gagne
dan Berliner (1983 : 252) menyatakan
bahwa belajar merupakan proses
dimana suatu organisme mengubah
perilakunya karena hasil dari
pengalaman. Kesimpulan yang bisa
diambil dari kedua pengertian di
atas, bahwa pada prinsipnya, belajar
adalah perubahan dari diri
seseorang. Tiga unsur utama dalam
konsep belajar antara lain:
1) Belajar
berkaitan dengan perubahan perilaku.
Dalam kegiatan
belajar di sekolah, perubahan
perilaku itu mengacu pada kemampuan
untuk mengingat atau menguasai
berbagai bahan belajar dan kecenderungan
peserta didik memiliki sikap dan
nilai-nilai yang diajarkan oleh pendidik,
sebagaimana telah dirumuskan dalam tujuan pembelajaran. Untuk
mengukur apakah seorang telah
belajar atau belum belajar diperlukan adanya
perbandingan perilaku sebelum dan setelah
mengalami kegiatan belajar.
2) Perubahan
perilaku itu terjadi karena didahului
oleh proses pengalaman.
Pengalam dapat
membatasi jenis-jenis perubahan perilaku yang dipandang mencerminkan belajar. Pengalaman dalam pengertian belajar dapat berupa pengalaman fisik, psikis, dan sosial. Perubahan perilaku karena pertumbuhan
dan kematangan fisik tidak dapat
dipandang sebagai hasil belajar. Kematangan
pada diri seseorang yang berkaitan
dengan pertumbuhan dan perkebangan
fisik itu sebagai prasyarat untuk
belajar.
3) Perubahan
perilaku karena proses belajar bersifat
relatif permanen.
Seseorang mampu
memahami proses belajar dan menerapakan pengetahuan yang diperoleh dari belajar dari kehidupan nyata, maka ia mampu menjelaskan segala sesuatu yang ada di lingkungannya. Demikian pula jika seseorang mampu memahami prinsip- prinsip belajar, maka akan mampu mengubah perilaku seperti yang diinginkan.
- Pengertian Perilaku Belajar
Perilaku Belajar
dapat diartikan sebagai sebuah aktivitas belajar. Sebenarnya konsep dan
pengertian belajar itu sangat beragam tergantung dari sudut pandang setiap
orang yang mengamatinya. Belajar sendiri diartikan sebagai perubahan yang secara
relatif berlangsung lama pada perilaku yang diperoleh kemudian dari pengalaman-
pengalaman (Davidoff, 1998, h 178). Morgan dkk (dikutip oleh Walgito 2003, h
166) memberikan definisi tentang belajar sebagai berikut. Belajar dapat diartikan
sebagai perubahan yang relatif menetap pada perilaku yang terjadi sebagai akibat
dari latihan atau pengalaman. Diantara ciri-ciri perubahan khas yang menjadi
karakteristik perilaku belajar yang terpenting adalah:
a. Perubahan
itu intensional
Perubahan yang
terjadi dalam proses belajar adalah berkat pengalaman atau praktik yang
dilakukan dengan sengaja dan di sadari, atau dengan kata lain bukan kebetulan. Karakteristik
ini mengandung konotasi bahwa siswa menyadari akan adanya perubahan yang dialami
atau sekurang – kurangnya ia merasakan adanya perubahan dalam dirinya, seperti
penambahan pengertian, kebiasaan, sikap, dan pandangan suatu keterampilan, dan seterusnya.
Namun demikian, perlu pula dicatat bahwa kesengajaan balajar itu, menurut Anderson
(1990) tidak penting, yang penting cara mengelola informasi yang diterima siswa
pada waktu pembelajaran terjadi, Di samping itu, dari kenyataan sehari – hari juga
menunjukan bahwa tidak semua kecakapan yang kita peroleh merupakan hasil
kesengajaan belajar yang kita sadari.
b. Perubahan
itu positif dan aktif
Perubahan yang
terjadi karena proses belajar bersifat positif dan aktif. Positif artinya baik,
bermanfaat, serta sesuai dengan harapan. Hal ini juga bermakna bahwa perubahan
tersebut senantiasa merupakan penambahan, yakni di perolehnya sesuatu yang baru
(seperti pemahaman dari keterampilan baru) yang lebih baik dari apa yang telah
ada sebelumnya. Adapun perubahan aktif artinya tidak terjadi dengan sendirinya
seperti karena proses kematangan (misalnya, bayi yang bisa merangkak setelah
bisa duduk), tetapi karena usaha siswa itu sendiri.
c. Perubahan
itu efektif dan fungsional
Perubahan yang
timbul karena proses belajar bersifat efektif, yakni berhasil guna. Artinya
perubahan tersebut membawa pengaruh, makna dan manfaat tertentu bagi siswa.
Selain itu, perubahan dalam proses belajar bersifat fungsional dalam arti bahwa
ia relatif menetap dan setiap saat apabila dibutuhkan, perubahan tersebut dapat
diharapkan memberi manfaat yang luas. Selain itu, perubahan yang efektif dan fungsional
biasanya bersifat dinamis dan mendorong timbulnya perubahan-perubahan sosial
lainnya. Belajar merupakan kegiatan mental yang tidak dapat disaksikan dari
luar. Apa yang sedang terjadi dalam diri seseorang yang sedang belajar, tidak
dapat diketahui secara langsung hanya dengan mengamati orang itu. Bahkan, hasil
belajar orang itu dapat langsung kelihatan tanpa orang itu melakukan esuatu
yang menampakan kemampuan yang telah diperoleh melalui belajar.
Dari uraian di
atas, dapat disimpulkan bahwa perilaku belajar adalah suatu aktivitas
mental/psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang
menghasilkan perubahan- perubahan pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan
nilai sikap.
- Implementasi Perilaku Belajar
Menurut Syah (2005,
h. 118) dalam memahami arti belajar
dan inti dasar perubahan sikap
karena belajar, para ahli sependapat
bahwa perilaku belajar diwujudkan
dalam sembilan bentuk yaitu: kebiasaan,
keterampilan, pengamatan, berpikir
asosiatif dan daya ingat, berpikir rasional
dan kritis, sikap, inhibisi, apresiasi, dan
tingkah laku afektif. Kesembilan
perilaku belajar tersebut dapat
dijabarkan sebagai berikut:
1. Kebiasaan,
setiap siswa yang telah mengalami
proses belajar, kebiasaannya akan
berubah. Kebiasaan itu timbul karena
proses penyusutan respon menggunakan
stimulus yang berulang. Pembiasaan
juga meliputi pengurangan perilaku
yang tidak diperlukan. Karena proses
penyusuta inilah muncul suatu pola
bertingkah laku yang baru yang relatif
menetap dan otomatis.
2. Keterampilan,
adalah kegiatan yang berhubungan
dengan urat-urat syaraf dan otot-otot
yang lazimnya muncul dalam kegiatan
jasmaniah seperi menulis, mengetik,
olahraga, dan sebagainya. Meskipun
sifatnya motorik namun keterampilan
itu memerlukan koordinasi gerak yang
teliti dan kesadaran yang tinggi.
Dengan demikian siswa yang melakukan
gerakan motorik dengan koordinasi
dan kesadaran yang rendah dapat
dikatakan kurang atau tidak terampil.
3. Pengamatan
yaitu proses menerima, menafsirkan
dan memberi arti rangsangan yang
masuk melalui indra-indra seperti mata
dan telinga. Berkat pengalaman belajar,
siswa akan mampu mencapai pengamatan
yang benar, objektif, sebelum mencapai
pengertian. Pengamatan yang salah
akan mengakibatkan pengertian yang
salah pula. Perwujudan prilaku belajar
ini memerlukan variabel bebas kemandirian
dan dukungan sosial.
4. Berpikir
asosiatif dan daya ingat, secara sederhana
dapat diartikan berpikir dengan cara
mengasosiasikan sesuatu dengan
lainnya. Berpikir asosiatif itu merupakan
proses pembentukan hubungan antara
rangsangan dengan respon. Kemampuan
siswa untuk melakukan hubungan
asosiatif yang benar sangat
dipengaruhi oleh pengertian dan pemahaman
dari hasil belajar.
5. Berpikir
rasional dan kritis adalah perwujudan
perilaku belajar terutama yang
baekaitan dengan pemecahan masalah.
Pada umumnya siswa yang berpikir
rasional akan menggunakan prinsip-prinsip
dan dasar-dasar pengertian dalam
menjawab pertanyaan “bagaimana” dan
“mengapa”.
6. Sikap
(attitude) kecenderungan yang relatif
menetap untuk bereaksi dengan cara baik
atau buruk terhadap orang atau barang
tertentu.
7. Inhibisi
merupakan kesanggupan siswa untuk
mengurangi atau menghentikan tindakan
yang tidak perlu lalu memilih atau
melakukan tindakan lainnya yang lebih
baik ketika ia bereaksi dengan lingkungannya.
8. Apresiasi
penghargaan atau penilaian terhadap
segala sesuatu baik yang abstrak maupun
konkrit yang memiliki nilai luhur.
9. Tingkah
laku afektif merupakan tingkah laku
yang menyangkut keanekaragaman perasaan
seperti takut, marah, sedih, gembira,
senang, waswas, dan sebagainya perasaan
ini tidak terlepas dari pengaruh pengalaman
beajar oleh karena itu dimasukan
dalam perwujudan perilaku belajar.
- Faktor yang mempengaruhi perilaku belajar
1. Factor
internal
Factor internal
yakni keadaan/ kondisi jasmani dan
rohani siswa. Factor ini meliputi
dua aspek:
a. Aspek
Jasmani.
Kondisi umum
jasmani yang menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-sendinya, dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran.
b. Aspek
Psikologis
Banyak factor
yang termasuk aspek psikologis yang dapat mempengaruhi kuantitas dan kualitas
belajar siswa. Namun, di antara factor-faktor rohaniah siswa yang pada umumnya
dipandang lebih esensial adalah tingkat kecerdasan/intelegensi siswa, sikap
siswa, bakat siswa, minat siswa, motivasi siswa.
2. Factor
eksternal
Factor eksternal
yakni kondisi lingkungan di sekitar siswa. Factor ini juga terdapat dua macam.
a. Lingkungan
social
Lingkungan
social sekolah seperti guru, staf, dan teman-teman sekelasnya yang dapat
mempengaruhi semangat belajar seorang siswa. Lingkungan masyarakat, tetangga,
juga teman-teman bermain yang disekitar perkampungan siswa tersebut juga mempengaruhi
belajar siswa. Yang paling berpengaruh dalam belajar siswa adalah lingkungan
keluarga.
b. Lingkungan nonsosial
Factor-faktor
yang termasuk lingkungan nonsosial adalah gedung sekolah dan letaknya, rumah
tempat tinggal keluarga siswa dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca
dan waktu belajar yang digunakan siswa.
3. Factor
pendekatan belajar
Factor
pendekatan belajar yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan
metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi- materi
pelajaran. Factor-faktor di atas dalam banyak hal sering saling berkaitan dan mempengaruhi
satu sama lain
Ayat
Suci Al-qur’an
Allah akan
meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi
ilmu pengetahuan. (QS.Al-Mujadalah ayat 11)
(siapa yang
bersungguh-sungguh maka akan berhasil)
DAFTAR PUSTAKA
Rifa’i, Achmad dan Catharina Tri Anni. 2012. Psikologi Pendidikan. Edisi keempat.
Semarang:UNNES PRESS.
Rahma, aula. 2013 . Konsep dan Definisi Belajar, Karakteristik Perilaku Belajar, dan
Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Di unduh pada Sabtu, 20 September
2014.
Veronica, Widiaryanti. Skripsi. Perilaku belajar ditinjau dari dukungan sosial dan kemandirianpada
siswa .
Untaian kata. 2014. makalah prilaku belajar. Nkhoeriyah.blogspot.in (di unduh
pada Sabtu, 14 Maret 2015)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar